Kamis, 29 September 2016

PERGI ATAU BERTAHAN?





Dilema saat bercinta, memilih meninggalkan atau tetap bertahan.
Ada beberapa saat kita pasti pernah merasa sakit oleh pacar kita, entah itu kita mengetahui kalo pacar kita selingkuh atau kita mengetahui bahwa pacar kita sebernernya "gay", mending kalo kita di sakitinnya tuh sekali atau dua kali karena itu hal yang wajar untuk sebuah hubungan, akan tetapi bagaimana kalo pacar kita menyakiti kita berkali kali, bahkan ribuan kali, itu hal yang sangat tidak wajar, mungkin akan sangat mudah untuk orang yang mereka hanya berhubungan selama 1 bulan atau 6 jam, mungkin akan langsung meninggalkannya jika pacar kita menyakiti kita, lah trus kalo yang udah lama? Di situlah dilemma atau kebingungan akan terjadi, memilih bertahan dan di saakiti terus atau pergi hilang dan lupakan.
Pacaran yang sudah lama memang sulit untuk melepaskannya karena cinta yang merekatkan hubungan sudah terlalu kuat dan mengakar hingga ke lubuk hhati terdalam dan berdaun cinta di ubun ubun.
Sebelum ke hal yang selanjutnya ane pengen nanya sama kalian, arti pacaran itu apa sih?
Kalo misalnya kalian  berfikir pacaran itu hanya untuk senang senang saja, lebih baik kalian gausah pacaran, karena pacaran itu selain bersenang senang juga pasti ada sedih sedihan, pasti banyak moment yang di lewati bersama dan itu lah yang sulit untuk di tinggalkan, moment bersama sama saat mainin barbie, moment bersama saat tenggelem, banyak yang harus kita lupakan jika kita meninggalkan cinta. Namun pada dasarnya pacaran itu untuk kita senang, nyaman, berbagi suka duka, lalu bagaimana jika kita terus terussan disakiti, dan dia malah senang senang aja, semua itu tergantung dari diri anda sendiri.
Apakah anda rela di sakiti terus menerus? apakah anda tidak iri dengan teman teman anda yang mempunyai pacar romantis?
Soal bertahan, apakah dia yang kamu cintai juga mempertahankanmu? Apakah dia berusaha untuk memperbaiki hubungan? Atau justru lepas tangan? Jika ia sadar diri untuk memperbaikinya, barangkali hubungan kalian layak dipertahankan.
Jika dia malah lepas tangan, tunggu apa lagi untuk bersiap mengambil ancang-ancang untuk pergi meninggalkan? Meski nggak ada jaminan kamu akan menemukan seseorang baru yang lebih baik, setidaknya nanti kamu mempunyai pilihan. Pilihan pada siapa kamu mempercayakan hatimu untuk jatuh cinta di kesempatan berikutnya, juga dicintai. Kamu pun akan mendapatkan ‘rumah’ baru yang mungkin lebih membuatmu nyaman dan mengantarkanmu pada jenjang yang lebih serius. Selalu ada kemungkinan dalam ketidakmungkinan.
Apapun pilihannya, renungkanlah tentang ketulusan hati. Jika ketulusanmu dalam hubungan itu tidak dihargai, ya lebih baik pergi. Banyak orang baik yang lebih pantas mendapatkan ketulusan itu, dan jawabannya hanya masalah waktu. Toh, jika nantinya dia menyesal telah melepasmu, itu sudah bukan lagi urusanmu. Biarkan dia menyesali kebodohannya telah menyia-nyiakanmu, biarkan ia belajar bagaimana rasanya patah hati yang ia buat sendiri.
Cinta adalah perihal memberi dan menerima. Cinta itu pamrih. Cinta itu butuh balasan. Dan kembali lagi, cinta itu berdua, bukan sendiri. Berhenti menjadi naif dan cobalan untuk realistis.
Bertahan atau tinggalkan, tentukan pilihamu dan lakukan dengan penuh senyuman ikhlas. Karena yang menentukan kebahagiaanmu dan berhak atas segalanya adalah dirimu sendiri. Cinta yang diawali dan diakhiri dengan keikhlasan akan mengantarkanmu pada bahagia yang sebenarnya.

0 komentar:

Posting Komentar