Sabtu, 08 Oktober 2016

Bawakan Lagu Iwan Fals, Burgerkill Bikin Metalhead Menggila


BANDUNG - Unit Metal asal Bandung, Burgerkill menjadi band lokal terakhir yang mengisi Hammersonic dihari kedua. Burgerkill tampil di Magnitude Stage yang berada didekat pintu masuk Eco Park, Ancol.

Membawakan sejumlah lagu-lagu andalan mereka seperti Shadow of Sorrow, Burgerkill menghipnotis para penggemarnya. Lagu demi lagu dibawakan oleh band yang sempat mencicipi major label tersebut membuat para metalhead benar-benar menggila.

Sebelum membawakan Shadow of Sorrow, sang vokalis Vicky bahkan meminta para penonton untuk membuat wall of death. Penonton dipisah menjadi dua sisi, dan saat Eben mulai memainkan gitarnya, para penonton tersebut berhamburan ketengah, dan membentuk sebuah koreagrafi acak.

Suasana semakin riuh saat Burgerkill membawakan lagu salah satu legenda musik Indonesia, yakni Iwan Falls. "Lagu ini adalah milik legenda, yang sangat humble dalam menulis lirik, tapi tetap keras, inilah Air Mata Api," ucap Vicky semalam.

Sebagai penutup, band yang sempat merilis video dokumenter itu membawakan laguAtur Aku. Lagu yang berasal dari album Beyond Coma and Despair, yang merupakan album terakhir Ivan Scumbag, sebelum tutup usia menjadi penutup manis band yang juga bagian dari komunista Ujung Berung tersebut.

Walls of Jericho dan Gorgoroth Sukses Bakar Hammer Stage


BANDUNG - Hujan sempat membuat pagelaran Hammersonic 2016 kekurangan energinya. Hujan deras yang mengguyur Jakarta sedari Minggu (17/4/2016) sore, membuat sejumlah penonton mengungsi, dan membuat panitia sedikit mengubah jadwal acara.

Tapi, selepas reda, kira-kira pukul 20.30, festival musik rock dan metal terbesar di Asia Tenggara itu kembali dimulai. Band asal Detroit, Walls of Jericho menjadi pemuka kembali festival tersebut.

Malam Jakarta yang pada awalnya cukup membuat badan bergidik karena kedinginan, langsung berubah menjadi panas. Wall of Jericho, yang tampil di Hammerstage dalam waktu singkat berhasil kembali memanaskan situasi.

Melalui sejumlah tembang andalan mereka seperti American Dreams dan A Trigger Full of Promises, Wall of Jericho sukses membakar semangat para penonton. "Apa kabar Jakarta? Kalian masih bersemangat?" pekik sang vokalis, Candace Kucsulain yang terus menerus berusaha untuk memancing semangat para penonton.

Setelah Wall of Jericho, Gorgoroth adalah band selanjutnya yang juga berhasil membakar Hammer Stage. Tampil dengan menggunakan make up berwarna putih dan hitam, unit Norwegian Black Metal itu berhasil membius para penggemarnya.

Tanpa banyak berbicara, sang vokalis Atterigner terus menerus menghajar para penonton dengan lagu-lagu mereka, yang mayoritas berasal dari album Instinctus Bestialis yang dirilis pada tahun 2015 lalu. Tanpa banyak bicara juga, band asal Norwegia itu menutup penampilan mereka.


Hammersonic Jadi Ajang Perkenalan Vokalis Baru Leaves Eyes


BANDUNG - Festival musik rock dan metal tahunan, Hammersonic mendapat kehormatan khusus dari unit simponi metal asal Jerman-Norwegia, Leave Eyes. Mereka menjadikan Hammersonic sebagai debut untuk vokalis wanita baru mereka, Elina Siirala.

"Dia (Elina) adalah vokalis baru kami. Ini adalah pertama kali dia bermain bersama kami," ujar sang vokalis Alexander Krull diawal penampilan mereka pada Minggu malam, yang disambut oleh sorakan para penonton.

Setelah memperkenalkan Elina, Leaves Eyes langgung menggrebak panggung Sonic dengan tembang-tembang jagoan mereka, seperti Hell To Heaven. Suasana malam Ancol yang pada awalnya dingin pascahujan deras yang mengguyur disepanjang hari, mendadak memanas oleh penampilan ciamik band yang terbentuk tahun 2003 itu.

Disela-sela penampilannya, Krull juga menuturkan bahwa ini adalah kali pertama mereka menjejakkan kaki di Indonesia. "Ini adalah penampilan pertama kami di Indonesia," pekik Krull.

Diakhir penampilnnya, band yang juga beranggotakan Thorsten Bauer, Pete Streit, Joris Nijenhuis memberikan sedikit kejutan kecil. Dimana, sang vokalis tiba-tiba keluar dengan menggunakan helm ala viking.

"Terima kasih banyak Jakarta," ucap Krull menutup penampilan Leaves Eyes, yang diakhir oleh foto bersama.

Abah Akhiri 16 Tahun Kebersamaan dengan Burgerkill

BANDUNG - Band metal asal Bandung, Burgerkill secara mengejutkan merilis kabar bahwa sang penabuh drum, "Abah" Andris secara resmi sudah tidak lagi bersama dengan grup musik yang berdiri sejak 1995 tersebut. Informasi terkait mundurnya Abah Andris itu disampaikan Burgerkill melalui laman Facebook resmi mereka.

"Setelah melalui proses yang baik dan atas kesadaran bersama untuk masa depan band, dengan ini Burgerkill memberitahukan bahwa pemain drum kami, Abah Andris telah resmi tidak lagi bersama Burgerkill," tulis pihak band di laman Burgerkill Official, Senin (30/5).

Sebelum Abah Andris, posisi drum Burgerkill pernah diisi oleh Dadan (1995-1996) dan Toto (1996-2005). Namun, dengan cabutnya Toto dari band yang awal berdirinya ber-genre hardcore ini, membuat Abah Andris yang sejak gabung pada tahun 2000 berperan sebagai bassis akhirnya didapuk menjadi drummer. Pada album ketiga "Beyond Coma and Despair" pun selain mengisi trek drum, Abah Andris juga melahap trek bass.

"Selama 16 tahun lebih Abah Andris membuktikan kecintaannya terhadap band ini lewat berbagai karya dan berbagai pencapaian prestasi yang luar biasa. Bagi kami, Abah Andris tetap menjadi bagian penting dari keluarga besar Burgerkill yang ikut mewarnai sejarah perjalanannya hingga di titik ini," terang Burgerkill.

"Dengan besar hati, kami menghormati keputusannya dan mendoakan yang terbaik di kemudian hari untuk Abah Andris sebagai sahabat yang banyak menginspirasi," Burgerkill menambahkan.

Kendati Abah Andris sudah resmi meletakkan posisinya sebagai drummer, namun Burgerkill akan tetap melanjutkan proses penulisan materi-materi lagu untuk album selanjutnya di studio, yang jadwalnya akan direkam akhir 2016. "Sebuah album yang kami siapkan sebagai bentuk kecintaan terhadap musik yang kami mainkan, dan didedikasikan untuk mereka semua yang telah memberikan kontribusi terbaiknya kepada Burgerkill," sambungnya.

"Terimakasih teman-teman semua atas segala dukungannya, semoga rencana-rencana Burgerkill di depan bisa terlaksana dan menjadi enerji baru yang baik bagi semua," tutup Burgerkill.

Sementara itu, pasca informasi resmi mundurnya Abah Andris dari Burgerkill, terdengar selentingan kabar bahwa saat ini pihak band sedang dalam proses pencarian penggantinya melalui audisi.

Hatebreed Unggah Video Klip


BANDUNG - Album ketujuh Hatebreed dengan titel The Concrete Confessionalmemang baru akan dirilis pada pertengahan bulan depan, namun salah satu lagunya,Looking Down The Barrel Of Today sudah mulai diperkenalkan melalui sebuah video klip, yang diunggah di Youtube pada Senin (25/4) malam WIB.

Video klip Looking Down The Barrel Of Today ini ditangani langsung oleh sutradara penuh pengalaman David Brodsky, yang pernah menggarap video klip sejumlah band cadas kenamaan seperti Cannibal Corpse, Whitechapel dan All That Remains.

Menurut laman Blabber Mouth, proses pengambilan gambar dilakukan di ruang latihan band di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat pada awal bulan ini. Video klip yang juga digunakan sebagai sarana promosi album The Concrete Confessional itu diawali dengan kalimat pembuka "Welcome To Two Minutes And  Forty-Seven Seconds With Hatebreed".

Di samping kalimat pembuka tersebut, terdapat juga sejumlah kalimat di beberapa bagian video klip yang ditulis langsung oleh sang vokalis Jamey Jasta sebagai pesan menjaga sikap mental yang positif.

Album The Concrete Confessional yang berisi 13 track dijadwalkan rilis pada 13 Mei mendatang melalui label Nuclear Blast. Sejumlah lagu dalam album ini banyak memberikan pandangan pragmatis terkait isu-isu krisis finansial dan resesi global, dan lagu berjudul A.D. merupakan titik kasusnya.

"A.D. adalah jalan yang di situ saya bisa menyuarakan rasa frustrasi saya tentang hilangnya kesempatan yang tersedia untuk rata-rata kaum lelaki," tukas Jasta di laman resmi Nuclear Blast saat meluncurkan video lirik A.D., 8 April lalu. "Dengan pemerintah dan bisnis besar yang tenggelam dalam korupsi dan keserakahan, rata-rata orang sedang diperas, sehingga impian menuju American Dream menjadi rendah dan kurang nyata."

"Kita semua perlu memperhatikan lebih dekat terkait apa yang telah para pemimpin terpilih kami lakukan," Jasta menambahkan.

Hatebreed merupakan band metalcore/hardcore yang lahir pada 1994 di New Haven, Connecticut, AS. Sebelum The Concrete Confessional, Hatebreed tercatat sudah melepas enam album penuh, antara lain Satisfaction Is the Death of Desire (1997),Perseverance (2002), The Rise of Brutality (2003), Supremacy (2006), Hatebreed(2009) dan The Divinity of Purpose (2013).

Album terakhir band yang beranggotakan Jamey Jasta (vokal), Chris Beattie (bass), Wayne Lozinak dan Frank Novinec (gitar) serta Matt Byrne (drum) ini meraup kesuksesan. Ya, The Divinity Of Purpose berhasil terjual 17.000 kopi di AS pada minggu pertama rilis dan mendarat di peringkat 20 The Billboard 200 chart.

Asking Alexandria Puaskan Kerinduan Para Penggemarnya

BANDUNG - Asking Alexandria, band asal Yorkshire, Inggris akhirnya menjejakkan kaki mereka di Indonesia. Mereka tampil di festival Hammersonic 2016, yang berlangsung semalam hingga dinihari tadi.

Diawal penampilan, Asking Alexandria membawakan salah satu jagoan baru mereka yakni I Won’t Give In. Ini merupakan lagu pertama setelah band metalcore itu ditinggal vokalis mereka Daniel Worsnop. Dia lalu digantikan oleh Denis Stoff.

"Akhirnya, setelah penantian panjang kami akhirnya bisa tampil di sini," kata sang gitaris, yang juga merupakan leader Asking Alexandria, Ben Bruce. Asking Alexandria memang beberapa kali dijadwalkan akan manggung di Indonesia sebelumnya, namun selalu gagal.

Setelah membawakan I Won’t Give In, Asking Alexandria membawakan lagu Closure,Let It SleepNot the American Average, dan juga The Black, yang juga merupakan judul album terbaru mereka.

Sebelum membawakan The Black, Bruce sempat bertanya kepada para penonton sudah berapa banyak yang memiliki album terbaru mereka tersebut. Para penonton langsung mengangkat tangan, dan mengklaim bahwa mereka sudah memiliki album terbaru Asking Alexandria itu.

"Kami akan membawakan satu lagu lagi. Semoga kalian menikmati malam ini," ujar Ben, sebelum membawakan lagu pamungkas yang tak lain adalah single pertama mereka dari album pertama mereka Final Episode.

Kamis, 29 September 2016

PERGI ATAU BERTAHAN?

Dilema saat bercinta, memilih meninggalkan atau tetap bertahan.
Ada beberapa saat kita pasti pernah merasa sakit oleh pacar kita, entah itu kita mengetahui kalo pacar kita selingkuh atau kita mengetahui bahwa pacar kita sebernernya "gay", mending kalo kita di sakitinnya tuh sekali atau dua kali karena itu hal yang wajar untuk sebuah hubungan, akan tetapi bagaimana kalo pacar kita menyakiti kita berkali kali, bahkan ribuan kali, itu hal yang sangat tidak wajar, mungkin akan sangat mudah untuk orang yang mereka hanya berhubungan selama 1 bulan atau 6 jam, mungkin akan langsung meninggalkannya jika pacar kita menyakiti kita, lah trus kalo yang udah lama? Di situlah dilemma atau kebingungan akan terjadi, memilih bertahan dan di saakiti terus atau pergi hilang dan lupakan.
Pacaran yang sudah lama memang sulit untuk melepaskannya karena cinta yang merekatkan hubungan sudah terlalu kuat dan mengakar hingga ke lubuk hhati terdalam dan berdaun cinta di ubun ubun.
Sebelum ke hal yang selanjutnya ane pengen nanya sama kalian, arti pacaran itu apa sih?
Kalo misalnya kalian  berfikir pacaran itu hanya untuk senang senang saja, lebih baik kalian gausah pacaran, karena pacaran itu selain bersenang senang juga pasti ada sedih sedihan, pasti banyak moment yang di lewati bersama dan itu lah yang sulit untuk di tinggalkan, moment bersama sama saat mainin barbie, moment bersama saat tenggelem, banyak yang harus kita lupakan jika kita meninggalkan cinta. Namun pada dasarnya pacaran itu untuk kita senang, nyaman, berbagi suka duka, lalu bagaimana jika kita terus terussan disakiti, dan dia malah senang senang aja, semua itu tergantung dari diri anda sendiri.
Apakah anda rela di sakiti terus menerus? apakah anda tidak iri dengan teman teman anda yang mempunyai pacar romantis?
Soal bertahan, apakah dia yang kamu cintai juga mempertahankanmu? Apakah dia berusaha untuk memperbaiki hubungan? Atau justru lepas tangan? Jika ia sadar diri untuk memperbaikinya, barangkali hubungan kalian layak dipertahankan.
Jika dia malah lepas tangan, tunggu apa lagi untuk bersiap mengambil ancang-ancang untuk pergi meninggalkan? Meski nggak ada jaminan kamu akan menemukan seseorang baru yang lebih baik, setidaknya nanti kamu mempunyai pilihan. Pilihan pada siapa kamu mempercayakan hatimu untuk jatuh cinta di kesempatan berikutnya, juga dicintai. Kamu pun akan mendapatkan ‘rumah’ baru yang mungkin lebih membuatmu nyaman dan mengantarkanmu pada jenjang yang lebih serius. Selalu ada kemungkinan dalam ketidakmungkinan.
Apapun pilihannya, renungkanlah tentang ketulusan hati. Jika ketulusanmu dalam hubungan itu tidak dihargai, ya lebih baik pergi. Banyak orang baik yang lebih pantas mendapatkan ketulusan itu, dan jawabannya hanya masalah waktu. Toh, jika nantinya dia menyesal telah melepasmu, itu sudah bukan lagi urusanmu. Biarkan dia menyesali kebodohannya telah menyia-nyiakanmu, biarkan ia belajar bagaimana rasanya patah hati yang ia buat sendiri.
Cinta adalah perihal memberi dan menerima. Cinta itu pamrih. Cinta itu butuh balasan. Dan kembali lagi, cinta itu berdua, bukan sendiri. Berhenti menjadi naif dan cobalan untuk realistis.
Bertahan atau tinggalkan, tentukan pilihamu dan lakukan dengan penuh senyuman ikhlas. Karena yang menentukan kebahagiaanmu dan berhak atas segalanya adalah dirimu sendiri. Cinta yang diawali dan diakhiri dengan keikhlasan akan mengantarkanmu pada bahagia yang sebenarnya.